Cara Memilih Rumah Sakit Bersalin di Jepang

Rumah sakit di Jepang tidak sama dengan di Indonesia.
Di Jepang, rumah sakit besar yang berisi berbagai bagian devisi penyakit (総合病院) tidak sering di kunjungi apabila tidak sakit ‘parah’. Masyarakat Jepang lebih sering memeriksakan diri di klinik terdekat (klinik spesialis) misal klinik penyakit dalam, klinik tht, klinik gigi, maupun klinik bersalin.

Selain itu, kebanyakan klinik bersalin akan bertanya apakah kita akan melahirkan di tempat tersebut atau akan pulang kampung. Hal ini juga akan jadi pertimbangan buat klinik untuk menerima kamu atau tidak. Maka dari itu, penting untuk tau keadaan rumah sakit (klinik) bersalin di Jepang sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

Eits, tunggu dulu! EMANG BISA DITOLAK sama klinik bersalin? BISA banget!! Aku ditolak di RS pilihan pertama aku -_-

Pertimbangan sebelum memilih rumah sakit bersalin:
1. Lokasi rumah sakit
2. Jenis tindakan rumah sakit
3. Jadwal periksa dan biaya bersalin
4. Rincian prosedur saat dan setelah melahirkan

1. Lokasi Rumah Sakit

Umumnya, untuk memeriksakan persalinan, disarankan untuk memilih klinik bersalin di kota yang sama dengan kota tempat kita tinggal. Hal ini dikarenakan prosedur asuransi yang agak berbelit apabila beda kota. Tapi, apabila klinik bersalin tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan, tidak ada salahnya memilih klinik yang berbeda dari kota kita.

Apabila memilih lokasi yang berbeda dengan kota kita, pertimbangkan Jarak dari rumah (asumsi terburuk yaitu saat lahiran akan naik taxi malam hari). Biaya taxi di Jepang sangat mahal. Jadi disarankan yang dekat rumah atau yang mudah di jangkau dengan transportasi umum.

2. Jenis Tindakan Rumah Sakit

Tidak semua rumah sakit/klinik bersalin di Jepang melakukan semua tindakan “umum” persalinan. Jadi, pikirkan terlebih dahulu apakah ingin melahirkan normal/sesar/non-bius/bius epidural. Umumnya rumah sakit Jepang akan menyarankan tindakan normal untuk setiap ibu hamil, kecuali ada kendala kesehatan yang menghalangi persalinan normal, misalnya tekanan darah tinggi, obesitas atau kehamilan beresiko. Perlu di catat, tidak semua (jarang sekali) rumah sakit bersalin di Jepang yang menyediakan jasa epidural. Epidural sendiri akan memakan biaya sekitar 150.000 ~ 200.000 yen diluar biaya melahirkan.

Selain itu, perlu di pertimbangkan juga, apakah klinik tersebut memperbolehkan suami untuk ikut saat pemeriksaan atau tidak. Apakah klinik tersebut memperbolehkan orang selain suami untuk datang saat persalinan atau tidak. Karena biasanya di Jepang, rumah sakit tidak memperbolehkan siapapun untuk menginap menemani pasien dan hanya memperbolehkan suami untuk menemani saat persalinan.

Untuk kasus saya, suami bisa menemani saat persalinan. Suami bisa menemani dikamar yang sama dg membayar biaya inap 16.000 yen / malam (sekitar 2jt rupiah) – saat anak pertama. Akan tetapi suami tidak bisa menemani saat rawat inap di rumah sakit di kelahiran anak kedua.

3. Jadwal Pemeriksaan dan Biaya Persalinan

Sampai saat blog ini di tulis (2023), biaya persalinan di Jepang akan diganti oleh pemerintah sebesar 420.000 yen (sekitar 55 juta). Jadi apabila biaya persalinan lebih murah dari 420rb yen, maka sisanya bisa kita ambil. Akan tetapi, apabila biaya persalinan lebih mahal dari 420rb yen, maka kita harus membayar kelebihannya.

Untuk kasus saya, saya melahirkan 2 kali di kota yang berbeda. Akan tetapi keduanya di rumah sakit bersalin, bukan rumah sakit umum / daerah. Kedua rumah sakit bersalin ini, mematok harga sekitar 550.000 yen untuk persalinan normal.

Untuk jadwal pemeriksaan juga harus di perhatikan. Untuk rumah sakit umum / daerah, jadwal praktek dokter akan sangat terbatas dan kita harus punya flexibilitas tinggi untuk menyesuaikan dengan kondisi prakter. Sedangkan rumah sakit bersalin (産院) biasanya melayani pemeriksaan di hari libur / weekend, agar ibu pekerja atau suami bisa ikut menemani saat pemeriksaan rutin di lakukan.

4. Rincian Prosedur saat dan setelah melahirkan

Rincian prosedur ini akan tertera di website rumah sakit bersalin atau di rumah sakit yang melayani persalinan. Ada rumah sakit yang tidak menerima sesar, jadi apabila ada kondisi khusus saat melahirkan, akan dilarikan ke rumah sakit terdekat menggunakan ambulance. Selain itu, akan ada penjelasan tentang bagaimana alur dari rumah sakit seperti, ada birth plan, memperbolehkan memeluk segera bayi, memperbolehkan memasang lagu agar kita relax, dan sebagainya.

Untuk prosedur setelah melahirkan, bisa juga cek, apakah ingin tidur di kamar sendiri atau berbagi bersama ibu lain. Berapa lama kita akan menginap di rumah sakit dan bagaimana prosedur orang menjenguk di rumah sakit. Apakah di rumah sakit tersebut menerima penitipan bayi saat kita akan mandi/ kondisi kurang baik untuk menjaga bayi. Walau rata-rata bayi akan tinggal di kamar ibu sehari setelah melahirkan (pergantian hari).


Sekian sepenggal saran dari saya yang telah 2 kali melahirkan di Jepang. Semoga bermanfaat untuk teman-teman ibu semua yang akan melahirkan di Jepang ^^

By: Queen-bee


Tinggalkan komentar